TEORI
KONFIRMASI DALAM ILMU FILSAFAT
By
: M. Ainul Fikri
1. PENDAHULUAN
Carl Gustav Hempel (1905-1997), filsuf kelahiran Jerman yang berimigrasi ke Amerika, adalah salah satu filsuf sains terkemuka pada abad ke-20. Paradoks burung gagaknya (Raven’s Paradox) –sebagai ilustrasi paradoks-paradoks konfirmasi—telah menjadi tantangan tetap terhadap teori-teori konfirmasi.
Bersama Paul Oppenheim, ia mengusulkan perhitungan kuantitatif terhadap derajat konfirmasi hipotesis lewat pembuktian. Model nomologis-deduktif yang diajukannya bagi eksplanasi (penjelasan) ilmiah menempatkan eksplanasi pada landasan logis yang sama seperti prediksi; yakni keduanya adalah argumen-argumen deduktif.
Perbedaannya adalah soal pragmatis, katakanlah bahwa dalam sebuah eksplanasi, konklusi argumen dimaksudkan agar dianggap benar. Sedangkan, dalam prediksi, tujuannya adalah untuk menghadirkan kasus yang meyakinkan untuk konklusi. Hempel juga mengusulkan ukuran kuantitatif bagi kekuatan teori untuk mensistematisasikan datanya.
Dalam kehidupannya kemudian, Hempel meninggalkan proyek logika induktif. Ia juga menekankan problem-problem dengan positivisme logis (empirisme logis), khususnya yang berkaitan dengan kriteria kebisaan untuk diverifikasikan (verifiability). Hempel akhirnya meninggalkan analisis positivis logis terhadap sains, dan berpaling ke arah analisis yang lebih empiris dalam peristilahan sosiologi sains.
Hempel belajar matematika, fisika, dan filsafat di Gottingen, Heidelberg, Vienna, dan Berlin. Di Vienna, ia menghadiri beberapa pertemuan Lingkaran Vienna. Dengan pertolongan Rudolf Carnap, ia dapat meninggalkan Eropa sebelum Perang Dunia II, dan ia datang ke Chicago dengan hibah riset yang diusahakan oleh Carnap. Hempel kemudian mengajar di Universitas Kota New York, Universitas Yale, dan Universitas Princeton.
2.
Konfirmasi
‘Konfirmasi’
berasal dari bahasa inggris,
confirmation,yang berarti penegasan, pengesahan. Konfirmasi apabila
dikaitkan dengan ilmu, Fungsi ilmu
adalah menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang, atau
memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai konfirmasi
absolut atau probalistik. Menampilkan konfirmasi absolut biasanya menggunakan
asumsi, postulat, atau axioma yang sudah dipastikan benar. Tetapi tidak salah
bila mengeksplisitkan asumsi dan postulatnya. Sedangkan untuk membuat
penjelasan, prediksi atau pemaknaan untuk mengejar kepastian probabilistik
dapat ditempuh secara induktif, deduktif, ataupun reflektif.
Konfirmasi
(Confirmation=penegasan,memperkuat)
Konfirmasi
berbicara tentang penegasan atau penguatan dari apa yang didapat dari fakta.
2.1
Aspek dalam Konfirmasi :
-Kualitatif
: cara memperoleh informasinya dengan melakukan semacam wawancara.
-Kuantitatif
: lebih ke penelitian dengan banyak sampel dan dibuat kesimpulan.
2.1.1 Kuantitatif dan Kualitatif Konfirmasi
Dasar
untuk memastikan kebenaran penjelasan atau kebenaran prediksi sebagian ahli
mengemukakan aspek kuantitatif dan sebagian lain aspek kulitatif. Derajat
konfirmasi bersifat probabilitas; probabilitas dari hasil analisis
frekuensi.Derajat konfirmasi kuantitatif menjadi masalah pada keluasan
generalisasi, seberapa jauh generalisasi dapat diterapkan.Konfirmasi
kuantitatif menimbulkan masalah pada signifikansinya.Batas koefisien dianggap
signifikan menjadi masalah, karena dalam terapan di jumpai batas signifikansi
statistik dan batas signifikansi arbiter, misalnya dalam analisis data
psikologis, sosiologis yang mentoleri koefisien lebih rendah dari tabel
signifikansi statistik, karena objeknya adalah manusia.
Dalam
membangun konfirmasi kualitatif dan upaya melepaskan dari yang kuantitatif
tampaknya memang belum dapat dilakukan sepenuhnya.Rudold carnap mengembangkan
dua model bahasa yaitu, bahasa terjemahan dan bahasa interpretasi.
2.2 Teori
Konfirmasi
Teori
kepastian berupaya mencari deskriptif hubungan normative antara hipotesis
dengan refidensi, hubungan tersebut berupaya mengukur dan bagaimana suatu
efidensi menjamin kepercyaan kita pada hipotesis. Setidaknya ada tiga teori
konfirmasi, yaitu decision theory, estimation theory, dan realiability analiysis.Decision theory menerapkan kepastian
berdasarkan keputusan. Sedangkan estimation theory menetapkan kepastian dengan
memberi peluang benar-salah dengan menggunakan konsep probabilitas, konsep ini
dominan dalam analisis statistic.Hampell menggunakan konsep probabilitas dengan
berdasarkan pada hubungan logis antara proposisi dengan hipotesis. Sedangkan
Rudolp Carnap mendasarkan pada hubungan sintaktikal antara evidensi dengan
hipotesis.
Adapun reliability theory menetapkan kepastian dengan mencermati
stabilitas efidensi terhadap hipotesis.Banyak ahli menganut yang pertama, tapi
lebih banyak yang menganut yang kedua.
2.3 Jenis
Konfirmasi :
- Decision Theory :
mempunyai
manfaat aktual atau tidak. Dalam penjelasan lain decision theory menerapkan
kepastian berdasar keputusan apakah hubungan antara hipotesis dengan evidensi
memang memiliki manfaat aktual.
- Estimation Theory :
menetapkan
kepastian dengan memberi peluang benar – salah dengan menggunakan konsep
probabilitas.
- Reliability Theory :
mencermati stabilitas fakta/evidensi yang berubah-ubah terhadap sebuah hipotesis.
mencermati stabilitas fakta/evidensi yang berubah-ubah terhadap sebuah hipotesis.
menetapkan
kepastian dengan mencermati stabilitas evidensi (yang mungkin berubah-ubah
karena kondisi atau karena hal lain.
0 comments:
Post a Comment