Tuesday, December 30, 2014

TEORI KONFIRMASI DALAM ILMU FILSAFAT


TEORI KONFIRMASI DALAM ILMU FILSAFAT
By : M. Ainul Fikri
1. PENDAHULUAN

Carl Gustav Hempel (1905-1997), filsuf kelahiran Jerman yang berimigrasi ke Amerika, adalah salah satu filsuf sains terkemuka pada abad ke-20. Paradoks burung gagaknya (Raven’s Paradox) –sebagai ilustrasi paradoks-paradoks konfirmasi—telah menjadi tantangan tetap terhadap teori-teori konfirmasi.

Bersama Paul Oppenheim, ia mengusulkan perhitungan kuantitatif terhadap derajat konfirmasi hipotesis lewat pembuktian. Model nomologis-deduktif yang diajukannya bagi eksplanasi (penjelasan) ilmiah menempatkan eksplanasi pada landasan logis yang sama seperti prediksi; yakni keduanya adalah argumen-argumen deduktif.

Perbedaannya adalah soal pragmatis, katakanlah bahwa dalam sebuah eksplanasi, konklusi argumen dimaksudkan agar dianggap benar. Sedangkan, dalam prediksi, tujuannya adalah untuk menghadirkan kasus yang meyakinkan untuk konklusi. Hempel juga mengusulkan ukuran kuantitatif bagi kekuatan teori untuk mensistematisasikan datanya.

Dalam kehidupannya kemudian, Hempel meninggalkan proyek logika induktif. Ia juga menekankan problem-problem dengan positivisme logis (empirisme logis), khususnya yang berkaitan dengan kriteria kebisaan untuk diverifikasikan (verifiability). Hempel akhirnya meninggalkan analisis positivis logis terhadap sains, dan berpaling ke arah analisis yang lebih empiris dalam peristilahan sosiologi sains.

Hempel belajar matematika, fisika, dan filsafat di Gottingen, Heidelberg, Vienna, dan Berlin. Di Vienna, ia menghadiri beberapa pertemuan Lingkaran Vienna. Dengan pertolongan Rudolf Carnap, ia dapat meninggalkan Eropa sebelum Perang Dunia II, dan ia datang ke Chicago dengan hibah riset yang diusahakan oleh Carnap. Hempel kemudian mengajar di Universitas Kota New York, Universitas Yale, dan Universitas Princeton.



2.     Konfirmasi
            ‘Konfirmasi’ berasal dari bahasa inggris, confirmation,yang berarti penegasan, pengesahan. Konfirmasi apabila dikaitkan dengan ilmu,  Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang, atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai konfirmasi absolut atau probalistik. Menampilkan konfirmasi absolut biasanya menggunakan asumsi, postulat, atau axioma yang sudah dipastikan benar. Tetapi tidak salah bila mengeksplisitkan asumsi dan postulatnya. Sedangkan untuk membuat penjelasan, prediksi atau pemaknaan untuk mengejar kepastian probabilistik dapat ditempuh secara induktif, deduktif, ataupun reflektif.
Konfirmasi
(Confirmation=penegasan,memperkuat)
 

Konfirmasi berbicara tentang penegasan atau penguatan dari apa yang didapat dari fakta.

 2.1 Aspek dalam Konfirmasi :
-Kualitatif : cara memperoleh informasinya dengan melakukan semacam wawancara.
-Kuantitatif : lebih ke penelitian dengan banyak sampel dan dibuat kesimpulan.

2.1.1  Kuantitatif dan Kualitatif Konfirmasi
            Dasar untuk memastikan kebenaran penjelasan atau kebenaran prediksi sebagian ahli mengemukakan aspek kuantitatif dan sebagian lain aspek kulitatif. Derajat konfirmasi bersifat probabilitas; probabilitas dari hasil analisis frekuensi.Derajat konfirmasi kuantitatif menjadi masalah pada keluasan generalisasi, seberapa jauh generalisasi dapat diterapkan.Konfirmasi kuantitatif menimbulkan masalah pada signifikansinya.Batas koefisien dianggap signifikan menjadi masalah, karena dalam terapan di jumpai batas signifikansi statistik dan batas signifikansi arbiter, misalnya dalam analisis data psikologis, sosiologis yang mentoleri koefisien lebih rendah dari tabel signifikansi statistik, karena objeknya adalah manusia.
            Dalam membangun konfirmasi kualitatif dan upaya melepaskan dari yang kuantitatif tampaknya memang belum dapat dilakukan sepenuhnya.Rudold carnap mengembangkan dua model bahasa yaitu, bahasa terjemahan dan bahasa interpretasi.

2.2 Teori Konfirmasi
            Teori kepastian berupaya mencari deskriptif hubungan normative antara hipotesis dengan refidensi, hubungan tersebut berupaya mengukur dan bagaimana suatu efidensi menjamin kepercyaan kita pada hipotesis. Setidaknya ada tiga teori konfirmasi, yaitu decision theory, estimation theory, dan realiability analiysis.Decision theory menerapkan kepastian berdasarkan keputusan. Sedangkan estimation theory menetapkan kepastian dengan memberi peluang benar-salah dengan menggunakan konsep probabilitas, konsep ini dominan dalam analisis statistic.Hampell menggunakan konsep probabilitas dengan berdasarkan pada hubungan logis antara proposisi dengan hipotesis. Sedangkan Rudolp Carnap mendasarkan pada hubungan sintaktikal antara evidensi dengan hipotesis.
Adapun reliability theory menetapkan kepastian dengan mencermati stabilitas efidensi terhadap hipotesis.Banyak ahli menganut yang pertama, tapi lebih banyak yang menganut yang kedua.

2.3 Jenis Konfirmasi :
- Decision Theory : 
mempunyai manfaat aktual atau tidak. Dalam penjelasan lain decision theory menerapkan kepastian berdasar keputusan apakah hubungan antara hipotesis dengan evidensi memang memiliki manfaat aktual.

- Estimation Theory : 
menetapkan kepastian dengan memberi peluang benar – salah dengan menggunakan konsep probabilitas.

- Reliability Theory :
mencermati stabilitas fakta/evidensi yang berubah-ubah terhadap sebuah hipotesis.
menetapkan kepastian dengan mencermati stabilitas evidensi (yang mungkin berubah-ubah karena kondisi atau karena hal lain.

0 comments:

Post a Comment