Dalam makalah ini akan memaparkan tentang cabang-cabang
dalam filsafat, yang pertama di sebut landasan
ontologis; cabang ini menguak tentang objek apa yang di telaah ilmu, Bagaimana
ujud yang hakiki dari objek tersebut ? bagaimana hubungan antara objek tadi
dengan daya tangkap manusia (sepert berpikir, merasa dan mengindera) yang
membuahkan pengetahuan?. Kedua di sebut dengan
landasan epistimologis; berusaha menjawab bagaimna proses yang memungkinkan di
timbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang
harus di perhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang
disebut kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara/tehnik/sarana apa yang
membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?. Sedang
yang ketiga, di sebut dengan landasan aksiologi;
landasan ini akan menjawab, untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu di
pergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah
moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan
moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan
operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/professional.
1. ONTOLOGI
Secara
terminologi, ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu on atau ontos yang
berarti “ada” dan logos yang berarti “ilmu”. Sedangkan secara terminologi
ontologi adalah ilmu tentang hakekat yang ada sebagai yang ada (The theory of
being qua being). Sementara itu, Mulyadi Kartanegara menyatakan bahwa ontology
diartikan sebagai ilmu tentang wujud sebagai wujud, terkadang disebut sebagai
ilmu metafisiska. Metafisika disebut sebagai “induk semua ilmu” karena ia
merupakan kunci untuk menelaah pertanyaan paling penting yang dihadapi oleh manusia
dalam kehidupan, yakni berkenaan dengan hakikat wujud.
Mulla
Shadra berpendapat ‘Tuhan sebagai wujud murni’. Hal ini dibenarkan oleh
Suhrawardi bahwa alam merupakan emanasi. Alam merupakan manifestasi (tajalli).
Sedang Plato berpendapat bahwa cunia yang sebenarnya adalah dunia ide. Dunia
ide adalah sebuah dunia atau pikiran univewrsal (the universal mind).
Aristoteles tidak menyangsikan pendapat gurunya (Plato), hanya saja dia lebih
percaya bahwa yang kita lihat adalah riil. Sedangkan Thales beranggapan bahwa
sumber dari segala sesuatu adalah air. Kita tidak tahu pasti apa yang
dimaksudkannya dengan itu, dia mungkin percaya bahwa seluruh kehidupan berasal
dari air dan seluruh kehidupan kembali ke air lagi ketika sudah berakhir.
Aspek ontologi ilmu pengetahuan
tertentu hendaknya diuraikan/ditelaah secara :
1.
Metodis :
Menggunakan cara ilmiah.
2.
Sistematis :
Saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam satu keseluruhan.
3.
Koheren :
Unsur – unsur harus bertautan tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan.
4.
Rasional :
Harus berdasarkan pada kaidah berfikir yang benar (logis)
5.
Komprehensif : Melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut
pandang, melainkan secara multidimensional atau secara keseluruhan.
6.
Radikal :
Diuraikan sampai akar persoalan, atau
esensinya.
7.
Universal
: Muatan kebenaranya sampai tingkat umum
yang berlaku dimana saja.
Hubungan antara ontologi dengan pendidikan
Ontologi merupakan analisis tentang objek materi dari ilmu
pengetahuan.Berisi mengenai hal-hal yang bersifat empiris serta mempelajari
mengenai apa yang ingin diketahui manusia dan objek apa yang diteliti ilmu.
Dasar ontologi pendidikan adalah objek materi pendidikan ialah sisi yang
mengatur seluruh kegiatan kependidikan. Jadi hubungan ontologi dengan
pendidikan menempati posisi landasan yang terdasar dari fondasi ilmu dimana
disitulah teletak undang-undang dasarnya dunia ilmu.
2. EPISTEMOLOGI
Secara etimologi, epistemologi merupakan kata gabungan yang diangkat dari
dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos. Episteme
berarti pengetahuan atau kebenaran dan logos berarti pikiran, kata atau teori.
Dengan demikian epistimologi dapat diartikan sebagai pengetahuan sistematik
mengenahi pengetahuan. Epistimologi dapat juga diartikan sebagai teori
pengetahuan yang benar (teori of knowledges). Epistimologi adalah cabang
filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan
validitas atau kebenaran pengetahuan.
Istilah epistimologi dipakai pertama kali oleh J. F. Feriere untuk membedakannya
dengan cabang filsafat lain yaitu ontologi (metafisika umum). Filsafat
pengetahuan (Epistimologi) merupakan salah satu cabang filsafat yang
mempersoalkan masalah hakikat pengetahuan. Epistomogi merupakan bagian dari
filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan
asal mula pengetahuan, batas – batas, sifat sifat dan kesahihan pengetahuan.
Objeck material epistimologi adalah pengetahuan . Objek formal epistemologi
adalah hakekat pengetahuan.
Aspek
estimologi merupakan aspek yang membahas tentang pengetahuan filsafat. Aspek
ini membahas bagaimana cara kita mencari pengetahuan dan seperti apa
pengetahuan tersebut. Dalam aspek epistemologi ini terdapat beberapa logika,
yaitu: analogi, silogisme, premis mayor, dan premis minor.
Dalam epistimologi dikenal dengan 2
aliran, yaitu:
1.
Rasionalisme : Pentingnya akal yang menentukan
hasil/keputusan.
2.
Empirisme :
Realita kebenaran terletak pada benda kongrit yang dapat diindra karena ilmu
atau pengalam impiris.
Hubungan antara
epistemologi dengan pendidikan
Hubungan
epistemologi dengan pendidikan adalah untuk mengembangkan ilmu secara produktif
dan bertanggung jawab serta memberikan suatu gambaran-gambaran umum mengenai
kebenaran yang diajarkan dalam proses pendidikan.
3.
AKSIOLOGI
Aksiologi
adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu: axios yang berarti
nilai. Sedangkan logos berarti teori/ ilmu. Aksiologi merupakan cabang filsafat
ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi
dipahami sebagai teori nilai. Jujun S.suriasumantri mengartikan aksiologi
sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang
diperoleh. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilali merujuk
pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama. Sedangkan
nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga yang diidamkan oleh setiap
insan.
Pembahasan
aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai.
Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan
nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu
tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan
kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malah menimbulkan bencana. Dalam
aksiologi ada dua penilaian yang umum digunakan yaitu:
1. Etika
Etika adalah cabang filsafat yang
membahas secara kritis dan sistematis masalah-masalah moral. Kajian etika lebih
fokus pada perilkau, norma dan adat istiadat manusia. Etika merupakan salah
satu cabang filsafat tertua. Tujuan dari etika adalah agar manusia mengetahui
dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan.
2. Estetika
Estetika merupakan bidang studi
manusia yang mempersoalkan tentang nilai keindahan. Keindahan mengandung arti
bahwa didalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara
tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan yang utuh menyeluruh.
Maksudnya adalah suatu objek yang indah bukan semata-mata bersifat selaras
serta berpola baik melainkan harus juga mempunyai kepribadian.
Hubungan
antara aksiologi dengan pendidikan
0 comments:
Post a Comment