BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Linguistik
merupakan bidang ilmu yang membahas tentang kebahasaan secara umum. Di dalam Al-Qur’an
ilmu linguistik lahir bersamaan dengan lahirnya nabi Adam, AS. Ayat yang
menjelaskan lahirnya ilmu linguistik pertama kali adalah ayat 31 sampai dengan
ayat 33 surat Al-Baqoroh.
Ayat
tersebut berbunyi “dan tuhan mengajarkan kepada Adam nama-nama (unsur
kebahasaan) seluruhnya, kemudian tuhan menawarkan kepada para malaikat seraya
berkata coba jelaskan kepadaku tentang nama-nama (unsur kebahasaan) tersebut
jika kamu orang yang benar”(ayat 31). Selanjutnya, “para malaikat menjawab,
maha suci engkau, kami tidak memiliki ilmu kecuali apa yang telah engkau
ajarkan kepada kami, sesungguhnya engkau maha tahu dan maha bijaksana”(ayat
32). Selanjutnya, “tuhan berkata, wahai Adam, jelaskan kepada mereka tentang
nama-nama mereka, kemudian setelah Adam menjelaskan kepada mereka tentang
nama-nama mereka maka tuhan berkata bukankah telah aku katakan bahwa aku
mengetahui segala kegaiban (pengetahuan) di langit dan di bumi? Dan aku juga mengetahui apa yang kamu
nampakkan dan kamu sembunyikan” (ayat 33).
Berdasarkan
ketiga ayat tersebut yang berisi dialog antara tuhan, nabi Adam dan para
malaikat mengandung makna bahwa ajaran linguistik telah ada dan berkembang
sejak lahirnya nabi Adam. Tuhan mengajarkan nabi Adam tentang nama-nama secara
umum dan menyeluruh yang merupakan unsur kebahasaan. Ilmu linguistik inilah
yang kemudian menjadi keunggulan nabi Adam dibandingkan dengan para malaikat.
Ilmu ini kemudian berkembang seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia di
muka bumi sampai saat ini.
Dalam
bidang ilmu linguistik dikenal berbagai macam aliran linguistik (Zeyacute.Blogspot.com).
Macam aliran tersebut diantaranya adalah:
1.
Linguistik tradisional, meliputi linguistik
zaman yunani, linguistik zaman romawi, linguistik zaman pertengahan, dan linguistik zaman
renaisans.
2.
Linguistik struktural, meliputi aliran
Ferdinand De Saussure,
aliran praha, aliran glosematik, aliran firthian, dan aliran linguistik sistemik.
3.
Linguistik tagmemik.
4.
Linguistik kasus.
5.
Linguistik transformasi generatif.
6.
Linguistik relasional.
Dari keenam macam aliran linguistik tersebut, kita
akan membahas satu macam aliran saja, yaitu aliran linguistik struktural.
Aliran ini memiliki lima macam cabang aliran, diantaranya adalah linguistik
aliran praha. Linguistik aliran praha inilah yang akan menjadi fokus pembahasan
kita.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan, didapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1.
Bagaimanakah
pengertian linguistik aliran Praha?
2.
Bagaimanakah
sejarah berdirinya linguistik aliran Praha?
3.
Bagaimanakah
pandangan teori linguistik aliran Praha?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui bagaimana pengertian linguistik aliran Praha.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana sejarah berdirinya linguistik aliran Praha.
3.
Untuk
mengetahui bagaimana pandangan teori linguistik aliran Praha.
BAB
II
PEMBAHASAN
Bagian ini merupakan bagian inti,
yaitu bagian pembahasan. Di sini akan dibahas tiga poin pembahasan dengan
tujuan menjawab rumusan masalah. Ketiga poin pembahasan meliputi pengertian aliran
praha, sejarah lahirnya aliran praha, dan pandangan-pandangan aliran tersebut.
A.
Pengertian Linguistik Aliran Praha
Aliran
praha merupakan salah satu aliran linguistik. Aliran ini lahir atau didirikan pada tanggal 06 Oktober 1926 oleh
para linguis atau ahli bahasa di Cekoslovakia
(Rezqannoorfarid.file.wordpress.com).
Aliran ini dianggap sebagai sambungan terpenting dari
strukturalisme yang dikembangkan oleh Karl Buhler. Karl Buhler meneruskan apa yang telah
diajarkan oleh bapak linguistik modern, Ferdinand de Saussure. Aliran ini
menerapkan gagasan Ferdinand de Saussure terutama di bidang sistematika bunyi
dalam bahasa yang kemudian melahirkan evaluasi terhadap teori fonem. Namun,
tidak semua teori Saussure diterima oleh para sarjana aliran ini.
B. Sejarah
Berdirinya Linguistik Aliran Praha
Linguistik aliran praha sebenarnya
lahir dan dimulai dari asumsi-asumsi Ferdinand de Sausure yang sangat terkenal
di kalangan linguis modern. Dari asumsi-asumsi tersebut beberapa ilmuan bahasa
melakukan modifikasi ke dalam bentuk yang berbeda dengan konsep yang lebih
matang.
Aliran praha lahir pada tanggal 6 Oktober 1926 di Cekoslovakia.
Aliran ini, yang juga dikenal dengan sebutan Lingkaran Linguistik Praha atau Prazsky
Linguisticky Krouzek atau Cercle Lingistique de Prague merupakan
aliran yang dipelopori oleh beberapa sarjana bahasa, yakni Bohuslav Havranek,
Vilem Mathesius, Jan Rypka, Bohumil Trnka, dan Roman Jakobson. Tokoh-tokoh
tersebut melahirkan sebuah karya bersama yang dikenal sebagai Theses
presentees au Premier Congres International de Linguistes a la Haye par R.
Jakobson, S. Karcesvskij, V. Mathesius avec Ch. Bally et A. Sechehaye (Theopilusdavid.Blogdetik.com).
Karya yang dicetuskan oleh para pendiri aliran praha ini berisi sembilan tesis yang dispesifikasikan menjadi tiga bagian.
Dalam tesis pertama lebih menekankan pada pengkajian kembali mengenai masalah
metodologi, analisis kronik mengenai fakta kontemporer, metode komparatif, dan
hukum tata bahasa. Pada tesis yang kedua The Linguistic Circle of Prague
membahas sehubungan dengan aspek bunyi dan kata. Jikalau pada tesis yang kedua
dikupas mengenai sistem gramatiknya, pada tesis yang ketiga The Linguistic
Circle of Prague membahas tentang fungsi-fungsi bahasa yang berbeda-beda,
sejauh fungsi-fungsi tersebut mengakibatkan perubahan dalam struktur gramatikal
dan struktur bunyi.
C.
Pandangan Teori Linguistik Aliran Praha
Pandangan linguistik modern
berdasarkan pada asumsi-asumsi Ferdinand de Sausure. Secara umum asumsi-asumsi
Ferdinand de Sausure terdiri dari enam aspek dikotomi, yaitu dikotomi sinkronik
dan diakronik, dikotomi bentuk dan substansi, dikotomi signifian dan signifie,
dikotomi langue dan parole, dikotomi individu dan sosial, serta dikotomi
sintagmatik dan paradigmatik (Ogel-Blogspot.Blogspot.com).
Secara garis besar linguistik aliran
praha menitik beratkan pada beberapa kajian bahasa sebagai berikut. Pertama, fonologi,
yaitu studi mengenai pola bunyi yang memiliki arti fungsional. Kedua, konsep perspektif
kalimat secara fungsional, yaitu pendekatan dengan orientasi fungsional
terhadap interpretasi linguistik. Ketiga, kajian fungsi estetik bahasa dan
peranannya dalam kesusasteraan. Keempat, kajian fungsi bahasa baku dalam
masyarakat modern (Samsuri dan Alwasilah dalam Busri, H., 2008:07).
Adapun pandangan-pandangan beberapa
ahli linguistik aliran praha cukup bermacam-macam. Misalnya menurut Karl Buhler
bahasa merupakan satu sistem tanda dan sebagai alat untuk menyampaikan perasaan
atau pemikiran kita kepada orang lain, baik dengan lisan, tulisan ataupun
isyarat. Menurutnya, bahasa ditinjau dan dibagi menjadi tiga aspek, yaitu
penutur atau pembicara, penanggap tutur atau lawan bicara dan objek yang
menjadi bahan pembicaraan. Contoh: “apakah anda tahu kalau dia pergi ke rumah
saya tadi malam?”. Pada kalimat tersebut terdapat kata “anda”, “dia”, dan
“saya”. Kata “anda” menunjukkan objek atau bahan pembicaraan, kata “dia”
menunjukkan lawan bicara, sedangkan kata “saya” menunjukkan pada pembicara.
Pandangan kedua adalah pandangan dari
ahli linguistik aliran praha yang bernama Nikolai Sergeyevich Trubeckoj. Dia
menggunakan pembedaan tiga fungsi bahasa, yaitu fungsi ekspresi dari si
pembicara, fungsi appeal pada si pendengar, dan fungsi referensi pada suatu
keadaan tertentu atau representasi keadaan. Ketiga fungsi ini merupakan fungsi
fonologi.
Penting untuk dicatat di sini bahwa pada
ranah referensi ciri-ciri bunyi dapat dibagi menjadi tiga macam fungsi, yaitu
fungsi kulminatif, fungsi deliminatif, dan fungsi distingtif. Fungsi kulminatif
merupakan salah satu fungsi bahasa untuk menunjukkan ada berapa unit bunyi dalam
suatu kalimat. Fungsi deliminatif bertujuan untuk menandai batas antara
unit-unit bunyi. Sedangkan fungsi distingtif bertujuan untuk membedakan
unit-unit yang mengandung makna tertentu pada suatu kalimat.
Pandangan berikutnya yang lahir dalam
konsep linguistik aliran praha adalah pendapat salah satu linguis aliran
tersebut yang bernama Roman Osipovich Jacobson. Ia berpendapat bahwa bunyi
ujaran ditandai dengan memberikan sejumlah parameter pembeda dan mandiri atau
semi mandiri. Parameter tersebut dibagi menjadi tiga aspek, yaitu parameter
artikulasi tinggi rendahnya kedudukan, parameter artikulasi lidah pada skala depan
dan belakang, serta parameter artikulasi kedudukan langit-langit belakang pada
vokal dan konsonan berupa nasal dan oral (Busri, H., 2008:9).
Pandangan lain yang menjadi kajian
linguistik aliran praha adalah pandangan dari Vilem Mathesius yang mengatakan
bahwa setiap tindakan ujaran tersusun atas dua aspek susunan yang berbeda.
Kedua aspek tersebut adalah pola gramatik kalimat dan struktur pembawa
informasi dari suatu kalimat. Contoh kalimatnya adalah firman Allah dalam
Al-Qur’an yaitu, “dan mereka hidup di dalam goa mereka selama 300 tahun, dan
tambahlah olehmu Sembilan” (Q.S Al-Kahfi, 25).
Ayat ini di dalam beberapa tafsirnya
memiliki pesan pembawa informasi tertentu sehingga pola gramatika kalimatnya
dibuat sedemikian rupa sehingga menunjukkan pada pesan atau informasi yang
diinginkan. Hal ini membuat pembaca atau pendengar memahami objek yang
dibicarakan atau topik yang dijadikan bahan pembicaraan. Dari pandangan inilah
kemudian lahir konsep tema dan rema atau dalam bahasa arab dikenal dengan
mubtada’ dan khobar.
Contoh tema dan rema dalam bentuk
kalimat adalah “Andi kakak saya” dan “kakak saya Andi”. Pada kalimat pertama,
Andi menjadi tema sedangkan kakak saya menjadi rema. Adapun pada kalimat kedua,
Andi menjadi rema dan kakak saya menjadi tema.
Pandangan terakhir yang dapat
ditelusuri dalam aliran praha adalah pandangan dari Jan Mokarovsky. Ia
berpendapat bahwa setiap objek tindakan, termasuk bahasa bisa memiliki fungsi
praktisnya. Menurut Hasan Busri fungsi praktis bahasa adalah sebagai alat
komunikasi. Dengan demikian maka fungsi estetik tidak hanya terbatas pada karya
sastra saja, tetapi lebih dari pada itu, fungsi estetik tersebut hadir dalam
hubungannya dengan objek atau tindakan apapun (Busri, H., 2008:12).
BAB
III
PENUTUP
Bagian ini berisi kesimpulan tentang
masalah-masalah yang telah dibahas dalam pembahasan, berupa pengertian aliran
linguistik, sejarah dan pandangan-pandangannya. Selain itu, bagian ini juga
berisi saran-saran yang dibuat berdasarkan pembahasan dan kesimpulannya.
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan masalah pada
bab II dapat disimpulkan beberapa hal penting sebagai berikut.
1.
Aliran
Praha merupakan salah satu aliran linguistik yang pandangannya bermuara pada
pandangan Ferdinand de Sausure. Dengan demikian maka aliran ini merupakan
pengikut Ferdinand de Sausure. Aliran ini lahir pada 06 oktober 1926 di Cekoslovakia.
2.
Tokoh
aliran ini antara lain: Karl
Buhler, Villem Mathisius, Prince Nicolai Sergeyevich Trubeckoj, Andre
Martinet, Roman Jacobson, Bohuslav
Havranek, Jan Rypka, Bohumil Trnka.
3.
Pandangan-pandangan aliran praha terhadap ilmu kajian bahasa
atau linguistik adalah pertama, aliran ini memfokuskan pandangannya pada fungsi-fungsi
bahasa. Kedua, fungsi bahasa yang dimaksud secara garis besar adalah fonologi,
perspektif kalimat, estetik, dan bahasa baku.
B.
Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulannya
yang telah dipaparkan, maka saran-saran yang perlu diajukan adalah sebagai
berikut.
1.
Aliran
praha selain memberikan pandangannya terhadap fungsi bahasa dalam kalimat
nominal atau dalam bahasa arab disebut jumlah ismiyah, perlu juga memberikan
pandangannya tentang fungsi bahasa dalam kalimat verbal atau jumlah fi’liyah.
2.
Mengenai
unsur estetik perlu diperjelas bagaimana unsur tersebut dipandang dari segi
bentuk kalimatnya atau dari segi makna.
Daftar Pustaka
Al-Qur’an dan
Terjemahannya. Departemen
Agama Islam.
Busri, Hasan. 2008. Kajian Bahasa, Pengantar Memahami Hakikat
Bahasa. Malang : UIN Maliki.
Ogel-Blogspot.Blogspot.com/2011.
Linguistic De Sausure.
Rezqannoorfarid.file.wordpress.com/2012/09.
Aliran Praha, Linguistik Fungsional.
Theopilusdavid.Blogdetik.com/2011.
Aliran Praha, Teori Ilmu Bahasa Fungsional.
Zeyacute.Blogspot.com/2013.
Aliran-aliran dalam Linguistik.
0 comments:
Post a Comment